Senin, 26 Maret 2012

”Apakah” Lembaga Pendidikan Terfavorit Memberikan Jaminan Kesuksesan?


Tiba waktunya bagi calon siswa ataupun orangtuanya pada penerimaan peserta didik baru. waktu yang ditunggu-tunggu para orangtua ini untuk mendaftarkan anaknya dalam melanjutkan pendidikan baik ketingkat SMP maupun SMA, mulai Rabu (1/7) di kota Jakarta, Surabaya, dan kota-kota besar lainnya para orangtua mulai disibukkan dengan aktifitas pendaftaran. menariknya ialah sekolah favorit atau unggulan dan Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) kini menjadi target atau pilihan utama dalam mendaftarkan anaknya, ketimbang sekolah-sekolah biasa ataupun sekolah yang ada di pinggiran kota. Berapapun biaya dan beratnya syarat yang diberlakukan tidak menyurutkan niat dan langkah dari para orangtua, karena mereka ingin anak-anak mereka mendapatkan yang terbaik.

Mengapa para orangtua menginginkan anaknya mendapatkan pelayanan pendidikan disekolah Terfavorit atau di Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI)? Dalam tulisan Ellysa Rosiana Dewi/Aktifis pendidikan, tinggal di Malang, di awal tulisannya ia menulis bahwa ”...publik mengatakan, untuk bisa menjadi anak cerdas harus masuk RSBI, baik itu Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) maupun Sekolah Menengah Atas (SMAN). Hal tersebut juga didukung pemerintah yang menyatakan RSBI memiliki banyak kelebihan dibandingkan sekolah-sekolah pada umumnya. (Kompas Jatim, 30/06/2009). Secara empiris memang benar dan diakui, selain sebagai institusi pendidikan yang maha lengkap dalam sarana dan prasarana, RSBI juga memiliki tim pengajar yang berkualitas maka sudah pasti bila tuntutan biaya pendidikan sangat mahal, akibatnya mereka yang mengenyam pendidikan di RSBI sudah seharusnya menyiapkan budget atau anggaran yang cukup besar. Dengan demikian tentunya yang bisa duduk di kursi RSBI ialah calon siswa yang berlatar belakang keluarga berada. Tetapi, apakah sekolah tersebut dapat menjawab harapan para orangtua, yang saat ini menempatkan institusi ini sebagai pilihan utama, dalam menyekolahkan anaknya menjadi yang terbaik dan terdepan?

Kalau kita boleh melihat kebelakang, saat pengumuman ujian nasional (UN), tingkat kelulusan ujian nasional SMPN dan SMAN di Jawa Timur, khususnya siswa RSBI sangat menurun atau jauh lebih rendah dari siswa yang bersekolah di sekolah-sekolah pada umumnya atau yang katanya dikenal dengan istilah sekolah pinggiran misalnya: SMPN 1 Tulungagung, ternyata meraih peringkat terbaik di jawa timur dengan nilai rata-rata 38,80, pasuruan, dan probolinggo. Yang mengalahkan siswa RSBI dimana terkenal dengan fasilitas yang maha lengkap. (Kompas Jatim 20/06/09)

fakta ini seharusnya menjadi refleksi dan masukan bagi calon siswa dan orang tua dalam memilih institusi pendidikan, jangan melihat semata-mata dari sarana dan prasarana yang serba lengkap. Memang benar, bahwa membangun kualitas pendidikan, fasilitas juga merupakan salah satu faktor penunjang. Tetapi, bukan berarti itu adalah segala-galanya. sependapat dengan apa yang disampaikan Fathorrahman Hasbul dalam Belajar Mutu Pendidikan dari Sekolah Pinggiran”. ..Fasilitas dan pembiayaan yang mahal tidak sepenuhnya dapat dijadikan tolok ukur mutu sekolah dan kualitas lulusan, kesadaran dan hasrat tinggilah yang menjadi ujung tombak sebuah keberhasilan. (Kompas Jatim, 01/07/2009).

Oleh karena itu, buanglah paradigma bahwa dalam memilih lembaga pendidikan ternama dan bergengsi sudah pasti memberikan kesuksesan. Sebab, mengukir keberhasilan ada sepenuhnya di dalam diri kita sendiri, terpulang kepada kita, mau atau tidak? Selamat memasuki sekolah yang baru, manfaatkan apa yang ada disekolahmu, biarlah itu memotivasi dan meningkatkan semangatmu untuk terus belajar, belajar dan belajar.

oleh CARTES ASBIT RANGOTWAT

Tulisan ini sudah dimuat di Obor Media Malang edisi 23/Sabtu, 22 Agustus 2009


Tidak ada komentar:

Posting Komentar