Senin, 26 Maret 2012

OTONOMI DAERAH DI MALUKU UNTUK KESEJAHTERAAN RAKYAT: JANGAN DI SALAHGUNAKAN


Hari senin 25 april yang lalu, bertepatan dengan Peringatan Hari Otonomi Daerah ke XV Tahun 2011. Kita mencoba melihat ke belakang, dari awal pelaksanaan otonomi daerah, dengan diadakannnya pemekaran daerah. dalam hal ini, pemekaran daerah provinsi, kabupaten/kota yang sudah berlangsung beberapa tahun sampai sekarang ini. Sungguhkah pelaksanaan otonomi daerah yang telah berlangsung di daerah provinsi, kabupaten/kota di indonesia sudah sesuai dengan hakekat, manfaat dan tujuan pelaksanaan otonomi daerah yang di harapkan?.

Jika dilihat dari segi yuridis, dalam Undang-undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah pasal 1 ayat 6, mengatakan: Daerah otonom, selanjutnya disebut daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum, yang mempunyai batas batas wilayah yang berwenang mengatur, dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat, menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ayat 5, Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pemekaran/pembentukan daerah otonom, ada dua hal yang mendasar untuk mendapatkan persetujuan pemekaran suatu daerah. Secara filosofis bahwa tujuan pemekaran ada dua kepentingan, yakni pendekatan pelayanan umum pemerintahan kepada masyarakat, dan yang kedua adalah untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat. Secara politis, kehendak tersebut harus didasarkan atas kemauan atau aspirasi masyarakat setempat yang diajukan kepada pemerintahan daerah setempat, yakni pemerintah daerah dan DPRD. Setelah mendapatkan persetujuan dan menjadi dokumen politik maka aspirasi tersebut harus di kirimkan kepada gubernur dan DPRD Provinsi. Setelah dilakukan kajian terhadap subtansi yang berkaitan dengan kehendak masyarakat untuk pemekaran tersebut, dibuatlah rekomendasi persetujuan yang dikirimkan kepada DPR dan pemerintah pusat. (Dr. H. Siswanto Sunarno, S.H., M.H : 2008)

Pemekaran/pembentukan daerah otonom telah berlangsung lama di indonesia, beberapa daerah telah merasakan tujuan dan manfaatnya secara baik. Namun, tidak sedikit juga daerah pemekaran, entah itu daerah provinsi, kabupaten/kota yang sudah lama di bentuk, maupun daerah pemekaran yang baru. Tetapi, belum merasakan dan menikmati semangat pelaksanaan otonomi daerah secara baik. Hal ini di buktikan dengan adanya hasil evaluasi Direktorat Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri (KEMENDAGRI), terhadap 57 daerah otonom baru di bawah tiga tahun menunjukkan, penyelenggaraan pemerintahan tidak efektif. Berbagai persoalan muncul, seperti sengketa batas wilayah, kurangnya sarana dan prasarana pemerintahan, pengalihan pegawai, serta masalah keuangan.

Sebagian besar daerah otonom baru kesulitan membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan karena minimnya sumber daya atau belum tergalinya potensi pendapatan. Untuk masalah keuangan, daerah otonom baru masih bergantung pada bantuan keuangan dari daerah induk dan alokasi anggaran dari pemerintah pusat. Dengan demikian, praktis penambahan daerah otonom baru justru membebani APBN. (kompas 24/03/2011).

Pelaksanaan Otonomi Daerah di Maluku

Jika kita melihat kondisi pelaksanaan otonomi daerah di provinsi maluku serta kabupaten/kota yang ada disana, memang pelaksaan otonomi daerah disana, masih jauh dari manfaat dan tujuan sejatinya, yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Provinsi maluku dikategorikan sebagai provinsi termiskin di indonesia disertai dengan kabupaten-kabupaten yang ada disana. Sebut saja Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB), Maluku Barat Daya (MBD), Buru Selatan, dan Seram Bagian Timur (SBT), maupun (SBB).

Kondisi di wilayah-wilayah tersebut sangat memprihatinkan. “Misalkan jalan antar kecamatan, atau desa yang tidak memadai. Akses kesehatan yang sulit, air bersih, maupun pendidikan,” (www.balagu.com 04/02/2011). Belum lagi ditambah dengan beraneka ragam persoalan yang terjadi di masyarakat kabupaten setempat yang tidak mungkin kita kemukakan satu per satu dalam tulisan ini. Melihat berbagai hal yang belum beres, buruk, butuh perbaikan, perlu pembangunan yang merata, supaya kita bisa keluar dari peringkat provinsi termiskin di indonesia. Apakah pantas, jika beberapa tahun terakhir ini ada wacana, usaha serta perjuangan beberapa elit politik di maluku untuk pemekaran provinsi maluku tenggara raya? untuk berdiri sendiri, terlepas dari provinsi induk, yaitu provinsi maluku. Inilah yang perlu diwaspadai.

Sebab, jangan sampai wacana, usaha serta perjuangan beberapa elit politik ini hanya untuk mencari dan membagi-bagi “kue-kue kekuasaan semata”. Dalam arti, politisi lokal yang hanya ingin mendapatkan jabatan/posisi untuk berkuasa dan mencari keuntungan demi kepentingan pribadi/golongan semata. Tanpa memikirkan manfaat, tujuan, serta dampak dari pelaksaanan pemekaran daerah yang sesungguhnya yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Kita pun, yang belum setuju terhadap pemekaran satu daerah provinsi lagi dari provinsi maluku, (provinsi induk), mungkin sedikit legah. Sebab, Provinsi Maluku tidak dimasukan dalam grand design pemekaran oleh Pemerintah Pusat hingga tahun 2025. Grand design pemekaran tersebut dibuat dan telah disahkan oleh pemerintah pusat bahkan telah disampaikan kepada DPR RI dan DPD RI di mana hanya terdapat 11 Provinsi yang bisa dimekarkan, dan Maluku tidak termasuk di dalamnya. Konsep pemekaran ini berlaku hingga 2025. (www.balagu.com, kamis, 24/03/2011). Oleh sebab itu, jangan pernah bermimpi lagi sampai tahun 2025 untuk sebuah pemekaran daerah provinsi baru dari provinsi maluku. Lebih baik, saatnya berfokus pada peningkatan percepatan pembangunan di maluku, baik di provinsi maupun kabupaten/kota yang ada demi menuntaskan setiap problematika yang ada. Jika perlu, dapat juga bersaing dengan provinsi, kabupaten/kota yang ada.

Sebab, tahun ini berdasarkan Evaluasi Pelaksanaan Pemerintahan Daerah dengan kinerja terbaik yang di lakukan Kementerian Dalam Negeri RI sepanjang tahun 2010. Sebanyak 23 pemerintah daerah tingkat provinsi, kabupaten, dan kota, menyabet perhargaan sebagai pemda dengan kinerja terbaik. Evaluasi didasarkan atas laporan kinerja Pemda seluruh Indonesia tahun 2009. (www.detik.com 25/04/2011). Dan Provinsi maluku, serta kabupaten/kota yang ada di maluku tidak termasuk dalam 23 Pemerintah daerah yang mendapatkan penghargaan kinerja terbaek tersebut.

Daerah Otonom, apa yang harus di lakukan?

Sebagai daerah otonom, yang telah diberikan otonomi daerah sebagaimana yang diatur dalam pasal 1 ayat 5, Undang-undang no 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, yang telah penulis paparkan diatas. Maka, sudah seharusnya pemerintah daerah dengan kewenangan luas yang dimiliki melakukan kebijakan daerah yang bermanfaat dan terukur untuk peningkatkan kesejahteraan masyarakat. Serta bersaing secara sehat dengan daerah lain, dalam memenuhi kriteria Pemerintah Daerah dengan kinerja terbaik, yang selalu dilakukan Evaluasi dan penilaian oleh Kementerian Dalam Negeri RI.

Janganlah terlalu memikirkan pemekaran daerah yang belum tentu sesuai dengan manfaat dan tujuan sejatinya. Lagi pula, Provinsi Maluku, serta kabupaten/kota yang ada di maluku, masih tergolong daerah tertinggal dan perlu kinerja maksimal dari setiap unsur daerah untuk peningkatan pembangunan. Dengan demikian, menurut saya, ada beberapa hal yang perlu dilakukan pemerintah daerah, antara lain:

Yang pertama, perencanaan dan penyusunan APBD tepat waktu dan ada skala prioritas dalam penyusunan APBD tersebut. Sehingga, hal-hal yang berkaitan dengan belanja daerah serta alokasi anggaran di setiap bidang di daerah harus melihat prioritas dan urgensinya.

Yang kedua, peningkatan pelayanan publik. Dalam artian, hal-hal yang menyangkut hak masyarakat harus di layani dengan baik dan di kedepankan.

Yang ketiga, pemberantasan KKN harus menjadi hal yang utama, sebab praktek KKN yang tumbuh subur di maluku inilah, yang menjadi penyebab daerah tidak pernah maju dan berkembang, serta tetap berada di peringkat provinsi termiskin di indonesia.

Yang keempat, penempatan SDM dalam setiap bidang pemerintahan di daerah haruslah sesuai dengan disiplin ilmu serta kemampuan yang di miliki. Supaya dalam menjalankan tugas pokok, dan fungsinya (TUPOSI) bisa berjalan dengan baik dan maksimal.

Dengan melakukan perencanaan, dan penyusunan APBD tepat waktu dan ada skala prioritas, peningkatan pelayanan publik, pemberantasan KKN, dan penempatan SDM, sesuai dengan disiplin ilmu serta kemampuan yang di miliki. Maka, kita pasti mencapai manfaat dan tujuan dari pelaksanaan otonomi daerah yang sesungguhnya. serta lebih dari itu, bonusnya ialah, penghargaan sebagai Pemerintah Daerah dengan kinerja terbaik dari Kementerian dalam negeri RI kita akan menyandangnya. Semoga!!

Oleh CARTES ASBIT RANGOTWAT

Tulisan Ini telah dimuat di Media Online Maluku, Balagu.Com, Maret 2011

”Apakah” Lembaga Pendidikan Terfavorit Memberikan Jaminan Kesuksesan?


Tiba waktunya bagi calon siswa ataupun orangtuanya pada penerimaan peserta didik baru. waktu yang ditunggu-tunggu para orangtua ini untuk mendaftarkan anaknya dalam melanjutkan pendidikan baik ketingkat SMP maupun SMA, mulai Rabu (1/7) di kota Jakarta, Surabaya, dan kota-kota besar lainnya para orangtua mulai disibukkan dengan aktifitas pendaftaran. menariknya ialah sekolah favorit atau unggulan dan Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) kini menjadi target atau pilihan utama dalam mendaftarkan anaknya, ketimbang sekolah-sekolah biasa ataupun sekolah yang ada di pinggiran kota. Berapapun biaya dan beratnya syarat yang diberlakukan tidak menyurutkan niat dan langkah dari para orangtua, karena mereka ingin anak-anak mereka mendapatkan yang terbaik.

Mengapa para orangtua menginginkan anaknya mendapatkan pelayanan pendidikan disekolah Terfavorit atau di Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI)? Dalam tulisan Ellysa Rosiana Dewi/Aktifis pendidikan, tinggal di Malang, di awal tulisannya ia menulis bahwa ”...publik mengatakan, untuk bisa menjadi anak cerdas harus masuk RSBI, baik itu Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) maupun Sekolah Menengah Atas (SMAN). Hal tersebut juga didukung pemerintah yang menyatakan RSBI memiliki banyak kelebihan dibandingkan sekolah-sekolah pada umumnya. (Kompas Jatim, 30/06/2009). Secara empiris memang benar dan diakui, selain sebagai institusi pendidikan yang maha lengkap dalam sarana dan prasarana, RSBI juga memiliki tim pengajar yang berkualitas maka sudah pasti bila tuntutan biaya pendidikan sangat mahal, akibatnya mereka yang mengenyam pendidikan di RSBI sudah seharusnya menyiapkan budget atau anggaran yang cukup besar. Dengan demikian tentunya yang bisa duduk di kursi RSBI ialah calon siswa yang berlatar belakang keluarga berada. Tetapi, apakah sekolah tersebut dapat menjawab harapan para orangtua, yang saat ini menempatkan institusi ini sebagai pilihan utama, dalam menyekolahkan anaknya menjadi yang terbaik dan terdepan?

Kalau kita boleh melihat kebelakang, saat pengumuman ujian nasional (UN), tingkat kelulusan ujian nasional SMPN dan SMAN di Jawa Timur, khususnya siswa RSBI sangat menurun atau jauh lebih rendah dari siswa yang bersekolah di sekolah-sekolah pada umumnya atau yang katanya dikenal dengan istilah sekolah pinggiran misalnya: SMPN 1 Tulungagung, ternyata meraih peringkat terbaik di jawa timur dengan nilai rata-rata 38,80, pasuruan, dan probolinggo. Yang mengalahkan siswa RSBI dimana terkenal dengan fasilitas yang maha lengkap. (Kompas Jatim 20/06/09)

fakta ini seharusnya menjadi refleksi dan masukan bagi calon siswa dan orang tua dalam memilih institusi pendidikan, jangan melihat semata-mata dari sarana dan prasarana yang serba lengkap. Memang benar, bahwa membangun kualitas pendidikan, fasilitas juga merupakan salah satu faktor penunjang. Tetapi, bukan berarti itu adalah segala-galanya. sependapat dengan apa yang disampaikan Fathorrahman Hasbul dalam Belajar Mutu Pendidikan dari Sekolah Pinggiran”. ..Fasilitas dan pembiayaan yang mahal tidak sepenuhnya dapat dijadikan tolok ukur mutu sekolah dan kualitas lulusan, kesadaran dan hasrat tinggilah yang menjadi ujung tombak sebuah keberhasilan. (Kompas Jatim, 01/07/2009).

Oleh karena itu, buanglah paradigma bahwa dalam memilih lembaga pendidikan ternama dan bergengsi sudah pasti memberikan kesuksesan. Sebab, mengukir keberhasilan ada sepenuhnya di dalam diri kita sendiri, terpulang kepada kita, mau atau tidak? Selamat memasuki sekolah yang baru, manfaatkan apa yang ada disekolahmu, biarlah itu memotivasi dan meningkatkan semangatmu untuk terus belajar, belajar dan belajar.

oleh CARTES ASBIT RANGOTWAT

Tulisan ini sudah dimuat di Obor Media Malang edisi 23/Sabtu, 22 Agustus 2009


Minggu, 25 Maret 2012

Konflik Dalam Pelayanan Mahasiswa? Bagaimana Menyelesaikannya


Masih dalam ingatan saya kurang lebih 3 tahun yang lalu, ketika mengikuti kuliah Agama semenjak semester 1, dosen agama pernah berkata: manusia tidak pernah lepas dari masalah. Dengan kata lain, dalam menjalani kehidupan sehari-hari, manusia tidak pernah luput dari sebuah masalah, siapapun dia. Saya mencoba memahami pernyataan ini, ternyata benar. Sebaik apapun dan sehebat apapun orang atau suatu lembaga, pasti mengalami yang namanya masalah, apalagi orang yang aktif dalam suatu organisasi/lembaga tertentu. Tetapi Itu bukan berarti bahwa kita “menikmati” masalah itu terus, sebaliknya kita jangan pernah berharap untuk tidak pernah mengalami masalah. Mengapa?, sebelum kita lebih jauh membicarakan tentang sebab-sebab timbulnya konflik/masalah dan bagaimana memanajement conflik/menyelesaikannya, sangat perlu dan sebaiknya kita memahami terlebih dahulu apa itu masalah.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), masalah mengandung pengertian, persoalan, sesuatu yg harus diselesaikan (dipecahkan), kalau di lihat dari kacamata ilmu hukum, maka masalah adalah ketidaksesuaian antara harapan (das sein) dan kenyataan (das solen). KBBI memberikan batasan bahwa masalah merupakan persoalan, sesuatu yang harus di selesaikan (dipecahkan). Itu berarti bahwa ada sesuatu yang buruk, tidak beres, tidak mengandung kebaikan dan kebenaran sehingga perlu di selesaikan dan (dipecahkan). Begitupun ketika melihat dari kacamata ilmu hukum, tidaklah jauh berbeda, masalah merupakan ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan.

Manusia tidak pernah terlepas dari masalah, karena Tuhan menciptakan manusia dengan keunikan dan berbagai perbedaan yang ada dalam diri masing-masing. Tentu dalam lingkungan kehidupan bermasyarkat berbangsa dan bernegara, bahkan dalam kehidupan berorganisasi dan pelayanan setiap orang memiliki hak dan kewajiban masing-masing, memiliki keinginan dan rasa aman, tujuan yang berbeda-beda, tentu sangat sulit di gabungkan bahkan di satukan. Maka, sudah tentu sangat rentan dengan masalah/konflik. Dengan demikian, kembali kepada kita, bagaimana kita dapat menyelesaikannya.

Dalam kehidupan berorganisasi maupun pelayanan Mahasiswa di kampuspun, setiap mahasiswa mempunyai keinginan, kepentingan dan tujuan yang berbeda-beda dalam mewujudkan idealismenya. Sehingga namanya masalah, tidak pernah akan lepas. Namun alangkah indahnya jika semua itu di satukan. Dalam pelayanan mahasiswa kristen, mengapa sering terjadi masalah?, kalau sebab-sebab munculnya masalah/konflik secara umum telah saya paparkan di atas. Nah, bagaimana dengan masalah yang sering terjadi dalam pelayanan mahasiswa kristen?, apa penyebabnya?.

Menurut saya, yang pertama, karena setiap mahasiswa kristen yang terlibat dalam pelayanan, belum menyangkal diri dan memikul salib (belum mengalami kelahiran baru dan bertobat dengan sungguh-sungguh), akibatnya dalam mengerjakan aktifitas pelayanan, masih bersungut-sungut dan tidak totalitas, sehingga tugas yang di kasih tidak terselesaikan dengan baik. Melarikan diri dari pelayanan, bukan Tuhan Yesus yang menjadi Tujuan utama, namun kehebatan diri yang ditunjukan/ditonjolkan

Yang kedua, masing-masing pengurus memiliki cara kerja/metode dalam menyelesaikan tugas berbeda-beda. Misalnya ada yang cekatan, ada yang lamban, ada yang perlu di ingatkan terus untuk mengerjakan bagiannya baru di kerjakan.

Yang ketiga, kurangnya keterbukaan dan penerimaan diri antar sesama pengurus. Misalnya yang satu merasa diri yang paling benar, yang paling hebat sehingga tidak perlu menerima masukan atau saran dari orang lain. Padahal kita semua memiliki satu Tujuan dalam pelayanan, yaitu untuk kemuliaan Tuhan.

Bagaimana menyelesaikan masalah yang terjadi? Ada beberapa hal, antara lain:

  1. Menyadari dan mengakui kesalahan yang dilakukan
  2. Berinisiatif untuk menyelesaikannya dengan baik dan tidak mengulanginya kembali
  3. Kedepankan aspek keterbukaan dan saling mengampuni
  4. Memohon ampun dari Tuhan dan berkomiten untuk berubah kedepan

Dengan melakukan beberapa hal ini, kita berharap semua masalah yang mungkin sering kita hadapi dalam aktifitas pelayanan mahasiswa, dapat terselesaikan dengan baik dan penuh kedamaian. Semoga!!!.


Malang, 18 Maret 2011
CARTES ASBIT RANGOTWAT

Kamis, 22 Maret 2012

MAKNA PASKAH BAGI KITA


Masih dalam suasana paskah, hari Jumat agung yang kita lalui sampai pada hari ini, minggu paskah. Umat kristiani mengikuti seluruh rangkaian kegiatan untuk mengenang proses penyaliban Yesus Kristus dan kematian, hingga kebangkitanNya. Beragam bentuk kegiatan pun ditampilkan, mulai dari teatrikal Penyaliban Yesus yg dilakukan di Gedung gereja pada saat kebaktian, pementasan drama, Jalan Salib. Bahkan jika saya melihat ke belakang dan mengingat zaman dulu semenjak masih berstatus “anak sekolah minggu” di gereja, yang melintas di pikiran saya adalah menyambut Paskah, pasti ada kegiatan mencari telur paskah. Sekali lagi, semua itu dilakukan untuk mengenang proses penyaliban Yesus Kristus, kematian hingga kebangkitanNya.

Rentetan waktu mengenang peristiwa penyaliban Yesus Kristus, kematian hingga kebangkitanNya dari Jumat Agung sampai Minggu paskah yang biasanya kita kenal dengan kebangkitan yesus ini pula yang sampai saat ini kita kerap memanfaatkannya untuk saling memaafkan, dalam bentuk kartu ucapan kepada sesama lewat sms, atau telepon dan bahkan ketemu langsung sekiranya mungkin ada kesalahan yang selama ini kita lakukan dapat di maafkan. Semuanya ini tidaklah salah, tetapi saya hanya berharap supaya setiap kita tidaklah terjebak pada ceremonial dan rutinitas belaka, yang kita lakukan menjelang jumat agung dan minggu paskah. Seyogianya apa yang kita lewati bersama-sama ini, Jumat Agung dan minggu paskah dapat kita maknai sebagai Pesan Rohani dan Langkah Awal untuk kita tetap setia memikul “Salib Yesus Kristus”

Yesus di tangkap (Lukas 22: 47-53), Yesus di hadapan Mahkamah Agama (Matius 26:59-68), yesus di hadapan pilatus (Matius 27:11-14, 23-26), Yesus disiksa dan diolok-olok, (Matius 27:27-31), Yesus disalibkan (Matius 27:35-44), Yesus Mati (Matius 27:50-54). Semua tahapan yang dilaluinya hanyalah bentuk kesetiaanNya kepada BapaknNYa, untuk menyelamtkan kita umat yang berdosa. Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuatNya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita di benarkan oleh Allah (II Kor 5:21). Yesus Kristus melakukan semuanya itu untuk memperbaiki relasi yang telah putus antara manusia dengan Allah sehingga melalui Yesus Kristus dengan Pengorbanan Dirinya di Kayu Salib, kita mendapat tempat yang berkenaan di hadapan Allah.

Paskah bukan sekadar upacara, juga bukan peristiwa masa lampau saja. Lilin Paskah yang dinyalakan setiap perayaan Paskah selalu diberi tanda tahun ketika Paskah itu dirayakan. Harapannya, agar warta Paskah diwujudkan dalam realitas sosial”. (I Suharyo Uskup Keuskupan Agung Jakarta kompas, 23/04/2011). Semoga kita dapat berbagi harta, berbagi bahagia, berbagi derita, berbagi sengsara, berbagi nestapa: tanda kesetiaan. Setia kepada Tuhan dan bersetia kawan dengan sesama. Ikut serta membangun kesejahteraan bersama dengan persahabatan sejati, juga dengan risiko maut, agar ikut dibangkitkan bersama Dia, yang taat kepada Bapa-Nya dalam kesetiakawanan-Nya kepada kita (Filipi 2:1-11). (BS Mardiatmadja, SJ Rohaniwan, Kompas/23/04/2011).

Bagi setiap kita basudara, pela gandong, umat Tuhan di maluku, tanah kelahiran yang kita cintai ini, biarlah kita memaknai moment paskah ini untuk menyatakan kasih kristus bagi sesama, bersaksi lewat tindakan dan perbuatan kita yang mencermikan kristus yang rela mati di kayu salib demi kita, mewujudkan toleransi antara sesama umat beragama. Melalui itulah, maka kita dapat mencapai masyarakat maluku yang aman, damai, bertoleransi, dan takut akan Tuhan. Selamat Paskah, Tuhan Memberkati!!

(Tulisan ini sudah di muat di media online maluku, balagu.com. paskah Tahun 2011)

FEBRUARI, BULAN TERAKHIR BERTEMU DENGANNYA!


Terbesit dalam pikiran saya menjelang hari-hari terakhir minggu tenang persiapan UAS semester 7. Tepatnya bulan desember 2010, waktu itu saya berpikir,  bagaimana kalau libur UAS bulan Pebruari pasca UAS semester ganjil, saya manfaatkan untuk pulang kampong sekaligus mengadakan Sosialiasi Dunia Kampus untuk siswa kelas 3 SMA/SMK se MTB. Rencana itupun terealisasi, ketika saya mengajukan Proposal Sosialisasi Program Studi Unmer. Dan, Puji Tuhan Proposal di terimah oleh Rektor. Dicairkanlah dana Transportasi dan Akomodasi oleh bagian keuangan universitas dalam melaksanakan Promosi Program Studi Unmer, saya pun berangkat bersama staf saya di BEMU, revi bulan Pebruari tahun 2011, setelah libur UAS. Dari Malang menumpang Travel, kami berdua dengan penumpang lainnya berangkat menuju bandara Internasional Juanda Surabaya subuh itu, menghabiskan waktu 2 jam Malang-Surabaya. Kurang lebih jam 07.00 WIB kami tiba di Bandara.

Pengalaman pertama naik pesawat di bandara Internasional Juanda Surabaya. Bandara yang besar, dan tidak sedikit jumlah penumpang jurusan berbagai daerah di Indonesia dan ke luar negeri setiap harinya, membuat perasaan ini gembira bercampur sedikit kekuatiran. Sebab, belum terlalu mengerti prosedur disana. Aktif untuk bertanya ke petugas setempat tak hentinya saya lakukan, walau terdapat rasa malu. Tapi ku inget pepatah: “malu bertanya sesat dijalan”. Itulah yang membuat saya berbesar hati untuk tidak malu lagi bertanya. Saya dan revi pun cek-in, dan yang membuat saya syok berat dipagi itu ialah, kami mengeluarkan sekitar kurang lebih 5oo ratus ribu rupiah untuk membayar bagasi. Walaupun ada kuota 20 kg bagasi bagi setiap penumpang, tapi barang bawaan kami lumayan berat, sehingga kami kelebihan bagasi. Maklum, yang membuat berat bukan hanya peralatan sosialisasi seperti: spanduk, brosur, kalender dari kampus. Tapi, ole-oleh khas Malang, apel manalagi punya kami maupun titipan teman di malang untuk orang tua dan sanak-saudara di saumlaki MTB,he-he-he.

Penerbangan Surabaya – Ambon dengan Batavia Airlines ditempuh sekitar 2 jam. Pukul 1 siang waktu Indonesia timur (WIT) kami tiba di bandara Patimura Ambon. Itulah kali pertama ku melihat dan menginjakan kaki di Bandara Pattimura Ambon yang berada di daerah Laha. Maklum, dulu semenjak kecil pernah ke Ambon, namun tidak pernah ke daerah laha, Bandara Patimura.he – he. Besoknya, tepat hari selasa, kami menumpang pesawat kecil kapasitas 15 – 25 orang, pesawat Trigana Air menuju Saumlaki Kabupaten Maluku Tenggara Barat, daerah kami sekaligus tempat sosialisasi kampus unmer pertama kali di kabupaten julukan bumi Duang Lolat ini. Kepulangan saya ke MTB untuk sosialisasi sekalian libur dikampung halaman tahun 2010 ini, merupakan kali pertama pulang kampong semenjak berangkat ke Pulau Jawa tahun 2007 untuk berkuliah. Tidak terasa, 3 tahun meninggalkan daerah, meninggalkan orang tua, rasa kangen, dan rindu terhadap mereka selama ini akan segera terobati. Ya, terobati diwaktu pulang kampong inilah.
 
Kepulangan saya ke saumlaki sudah diketahui oleh kedua orang tuaku. Sehingga, ketika kami dalam perjalanan dari Ambon ke saumlaki dengan pesawat trigana, merekapun dalam perjalanan dari kampungku, lingat, kecamatan selaru menuju saumlaki dengan motor laut. Pesawat Trigana tepat pukul 14: 00 WIT mendarat di bandara Olilit saumlaki. Saya pun di jemput oleh Elson, saudara sepupuku menuju rumahnya di komplek BTN, rumah yang dulunya kami berdua tempati ketika SMA. Revi, stafku dibemu yang cantik ini di jemput juga oleh kakaknya pulang ke rumahnya, saat itulah kami berpisah. Namun, berpisah untuk beberapa jam, karena besok sudah bertemu lagi untuk memulai Sosialisasi di sekolah-sekolah.he - he. Setelah tiba di rumah komplek BTN, ternyata masih sepi. orang tuaku belum tiba, mereka masih dalam perjalanan.
Duduk ngobrol bersama Elson dan istrinya, ada juga palmen, adik sepupuku yang dulu waktu saya masih SMA masih kecil dan di tinggal kampong. Kini, sudah besar dan sekolah SMA di kota saumlaki. Beberapa menit ngobrol, tiba – tiba di depan rumah ada ojek yang menurunkan penumpang. Eh, ternyata itu ibuku yang turun dari motor, segera ku datangi langsung memeluknya dan menciumnya. Nyong kok kurus? “kata ibu saya”. Iya mama, maklum anak kos. “jawabku”. Tak lama kemudian, bapak dan adikku, oyon pun tiba. Segera ku berikan ole2 mereka dan tak ketinggalan ole2 khas malang, apel manalagi saya berikan. Itulah pertama kalinya berjumpa dengan mereka sejak 3 tahun lamanya meninggalkan mereka.

Kegiatan Sosialisasi kami lakukan di 10 sekolah di MTB, 8 sekolah di kota saumlaki, sementera 2 sekolah lainnya di luar kota, yakni SMA di Kecamatan Wertamrian Lorulun dan SMA 1 Selaru di Kecamatan Selaru. Sekitar 1 minggu lebih kegiatan sosialisasi kami lakukan hingga selesai. Kini tugas dan tanggungjawab yang diberikan universitas kepada kami telah selesai. Selanjutnya, waktu 1 minggu tersisa ku habiskan selain bersama orang tua di rumah, ke pantai, dan kunjungi keluarga yang lain. Waktu 1 minggu telah berakhir dan harus balik ke Malang untuk berkuliah kembali. Rasa berat meninggalkan mereka lagi. Namun, mau gimana lagi, semua ini demi masa depan saya kelak. Setelah kembali ke malang untuk melanjutkan kuliah saya di semester akhir 2011, dan menyelesaikan tugas sebagai presiden mahasiswa, 7 bulan setelah kepulangan saya bulan pebruari itu, saya pun mendapatkan kabar tidak menyenangkan, ibu saya meninggal dunia pada tanggal 12 september 2011. Akhir - akhir ini baru saya menyadari, ternyata Tuhan punya rencana terindah dibalik kepulangan saya pebruari 2011 kali itu, itulah pertemuan pertama sejak saya berpisah dengan mereka 3 tahun lalu untuk ke malang. Secara khusus, waktu itulah merupakan kesempatan terakhir ku bertemu dengannya dan kesempatan itu tidak akan terulang lagi untuk selamanya. Jika terulang, itu hanyalah sebuah mimpi!.